Form WhatsApp

Pengasuh

shape image

Pengasuh

KH. Ahmad Qusyairi
Pondok Pesantren Annur 3 “murah banyu” adalah salah satu lembaga pendidikan islam yang berada di bawah naungan pondok pesantren annur bululawang. Pondok yang merupakan perkembangan pondok pesantren bululawang ini menjadi tanda bahwa tanda bahwa telah berdiri satu lagi wadah penegak panji-panji islam, yakni agama yang dibawah oleh Rosulullah SAW. Di pondok inilah akan tumbuh tunas-tunas manusia produktif yang akan berkreasi dan berinovasi dalam segala bidang, terus mengakar lebih jauh menyebar agama Allah dan menjembatani dinamika masa kini dengan berpegangan teguh pada Ahlussunnah wal jama’ah. Tunas-tunas manusia produktif inilah yang integritasnya dinanti-nanti oleh masyarakat, dan merekalah yang akan menumbuhkan kembali tunas-tunas 
generasi produktif yang shalihin dan sholihat di masa-masa mendatang. Sehingga perjuangan mereka adalah jihad fi sabililah yang menjadi keberkahan bagi agama, nusa dan bangsa. Amin ya robbal alamin.
Pada tahun 1984, KH. Anwar Nur mengutus putra ke tigany yakni KH. Ahmad Qusyairi Anwar untuk melakukan perkembangan Pondok Pesantren annur. Berjarak sekitar 500 M dari pondok pesantren annur, KH Ahmad Qusyairi Anwar mendirikan sebuah rumah bersama istrinya nyai Hj Umi Kiltsum. Pada mulanya pondok pesantren annur 3  ini hanya berupa sebuah rumah dengan 4 santri yang ikut mengaji kepada KH Ahmad Qusyairi Anwar. Dari 4 santri putri itulah kemudian bertambah semakin banyak dari hari ke hari, syiar agama yang dikembangkan di pondok pesantren annur 3 ini mulai didengar oleh banyak orang di penjuru Kabupaten Malang.
Dilanjutkan dengan penamaan "Murah banyu" adalah terjadi ketika awal-awal perkembangan annur 3. Saat itu, dikarenakan lokasi Pondok Pesantren masih dikelilingi oleh hutan pekarangan, para santri kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pengairan. Dalam keadaan seperti itu KH. Ahmad  Qusyairi Anwar mengutus para santrinya untuk mendapatkan kebutuhan pengairan dari "kalimanten" sebuah sungai yang terletak tidak jauh dari pondok pesantren. Hal ini sempat menimbulkan kontra dari beberapa orang yang tinggal di dekat pondok pesantren berkaitan dengan posisi santri-santri KH. Ahmad Qusyairi Anwar adalah santri-santri putri. Selang beberapa tahun, KH Ahmad Qusyairi Anwar mulai melakukan penggalian sumur di belakang area pesantren guna memenuhi kebutuhan pengairan bagi para santri. Setelah air sudah mulai lancar dan kebutuhan para santri mulai terpenuhi dengan baik, bahkan tergolong melimpah, maka di tambahkan nama "Murah Banyu" di belakang Pondok Pesantren Annur 3 sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah karena telah dimudahkan kebutuhan pengairan di pondok pesantren. Sejak saat itulah nama "Murah Banyu" yang disandang dalam Annur 3 menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sebagai jalan untuk mengembangkan pondok pesantren lebih jauh lagi.  

* SELAYANG PANDANG PONDOK PESANTREN AN-NUR 3 MURAH BANYU 

Dengan latar belakang keluarga An-Nur setelah berdirinya Pondok Pesantren An-Nur I dan     An-Nur II “Al Murtadlo” berdirilah Pondok Pesantren putri An-Nur III “Murah Banyu” yang tepatnya pada hari raya Idul Adha, 10 Dzulhijjah 1804 H atau 17 September 1983 oleh putra ketiga dari Almaghfurlah KH Anwar Nur yaitu KH Ahmad Qusyairi Anwar.
Awalnya, pondok ini hanyalah sebuah rumah tinggal yang berukuran tidak lebih dari 6 x 14 meter, di tengah kebun kopi dan jauh dari pemukiman penduduk. Untuk sampai ke sini, dari Kampung Haji melalui jalan setapak menuju ke selatan. Di rumah ini santri awal yang berjumlah empat orang itu tinggal di kamar di dalam rumah kyai. Kamar khusus santri yang pertama dibangun adalah di sebelah utara dalem, berkembang di belakang dalem, demikian seterusnya. Itulah sebabnya, sampai sekarang masih terdengar seloroh pengasuh bahwa alamat Pondok Pesantren An-Nur III itu ada di tengah hutan, walaupun kesan hutan atau kebun itu sekarang sama sekali tidak membekas setelah sekian tahun pondok ini mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Dengan konsep dasar memadukan ide langit dan bumi, PP An-Nur III terus berbenah. Luas tanah yang dulu hanya ‘sak encepe omah’, kini sudah menembus jalan protokol. Bahkan dari jalan Raya Bululawang, bangunan gedung pondok sudah terlihat tampak. Pemekaran wilayah yang juga dialami oleh PP An-Nur I dan PP An-Nur II menyambung ketiga pondok pesantren ini menjadi satu. Dulu PP An-Nur I, PP An-Nur II, dan PP An-Nur III menempati lokasi yang terpisah dan berjauhan. Ketiganya dipisah oleh sawah dan kebun. Sekarang, sawah dan kebun itu sudah menjadi milik pondok dalam bentuk bangunan gedung atau prasarana dan sarana lainnya, sehingga ketiga pondok ini sudah menjadi satu wilayah yang bersambung.
Pengasuh PP An-Nur III terus melakukan pengembangan-pengembangan baik secara fisik berupa perbaikan bangunan pondok, yang berupa penambahan bangunan sebagai tuntutan kebutuhan sarana dan prasarana maupun secara kualitas berupa peningkatan mutu belajar mengajar yang lebih intensif.
Dengan kata lain, pengasuh ingin menterjemahkan “Penyatuan Ide Langit dan Bumi” dalam suatu program belajar mengajar yang seimbang. Sehingga santri mempunyai kemampuan yang lengkap dan matang. Hal ini dapat dilihat bahwa selain mengaji kitab-kitab salaf ala pesantren dan pendidikan formal, serangkaian ilmu-ilmu penunjang telah tersedia. Santri yang ingin memperdalam komputer, di sini ada STIKOM (Sekolah Tinggi Ilmu Komputer), bagi yang ingin lancar berbahasa Inggris, selain kursus bahasa Inggris diintensifkan setiap hari, pengasuh juga menyediakan ruang khusus bahasa Inggris dan dibimbing oleh guru yang berpengalaman di Amerika. Sedangkan dalam bahasa Arab, telah disediakan kursus dan kamar khusus bahasa Arab, bahkan untuk ini pengasuh tidak tanggung-tanggung karena pembinanya didatangkan langsung dari Universitas Al Azhar, Kairo Mesir dan sampai saat ini telah ada tiga guru besar Al Azhar yang telah membina di sini, yaitu: 1). Syekh Sholah Muhammad Yusuf As Showi Al Mishri. 2). Syekh Abdus Salam Ali Sulaiman Al Mishri. 3). Syekh Nashir Abdul Rozak Judah Muhammad Al Mishri.  Bagi santri yang berminat atau yang berbakat pidato, pengasuh memfasilitasinya dengan membentuk forum DAARUD DAKWAH. Bagi yang ingin berkreasi dalam hal tulis-menulis, menggambar, mencipta dan jurnalistik, pengasuh meluncurkan organisasi Majalah Dinding (Mading) Al Fikri (Forum Informasi dan Kreatifitas Remaja Islam) ‘Membina Kreatifitas Santri’ yang sekarang telah menjadi empat buah mading dengan pengembangan selanjutnya ke bulletin  TOmBo ATi       An-Nur (TOBAT) “Pencerah Hati Umma”.
Satu kali dalam sepekan dilaksanakan Forum Musyawaroh Kubro sebagai wadah tukar pikiran dan pendapat yang mengupas masalah-masalah fiqhiyah berdasarkan dari kitab-kitab kuning ulama salaf. Forum ini diikuti oleh jenjang menengah ke atas dengan dibimbing oleh para asatidz profesional yang merupakan alumnus dari pondok pesantren tua di daerah Jawa, yakni dari Sarang Rembang Jawa Tengah, Lirboyo Kediri Ploso Kediri dan Sidogiri Pasuruan. Sejak tanggal 25 Februari 2008 telah dibentuk Forum Musyawaroh Istimewa sebagai tindak lanjut dari Forum Musyawaroh Kubro. Forum ini hanya diikuti oleh para mahasiswi dan para tholibat pilihan dari jenjang atas saja. Dalam forum ini tidak hanya seputar fiqhiyah, akan tetapi meliputi berbagai permasalahan yang didapati dalam penelitian keilmuan di pesantren maupun di masyarakat yang meliputi tentang fiqih, tauhid, tasawuf, nahwu, shorof dan yang lainnya.
Bagi santri yang ingin terus melanjutkan pelajarannya dalam memperdalam kitab kuning, di sini telah tersedia Sekolah Tinggi Ilmu Kitab Kuning (STIKK) dengan program satu tahun (diploma satu). Tersedia juga perkuliahan STIKK dengan program sarjana Strata Satu (S1) dengan Fakultas Tarbiyah yang dimulai sejak tahun akademik 2006/2007.
Bagi santri putra yang sebagian besar adalah para dhuafa, pengasuh membidani lahirnya Yayasan Lembaga Peduli Dhuafa. Lembaga ini sudah tampak kerjanya, yaitu dengan membangun pondok dhuafa yang terletak di sebelah timur laut pondok putri bagian timur. Para santri dhuafa itu selain diwajibkan mengaji sesuai dengan jadual yang telah disusun, mereka juga dilatih berbagai keterampilan kerja antara lain perdagangan, pertanian, peternakan, konstruksi bangunan, pertamanan dan sebagainya, dan juga dilatih tentang kemasyarakatan.
Disamping membina santri dalam bidang pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal pondok pesantren A-Nur III Murah Banyu juga mengadakan kegiatan-kegiatan untuk masyarakat umum diantaranya Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH ANNUR ZAM-ZAM) dengan bimbingan manasik gratis, pengajian rutin Ahad pagi (pengajian kitab irsyadul ’ibad), pengajian rutin Jum’at Legi, Jam’iyah baca sholawat tiap malam Ju’at Pahing dan lain-lain.
Ilmu pengetahuan dan komunikasi yang semakin maju akan membawa dampak perkembangan dan perubahan mental spiritual hamba Allah SWT. Bagi mereka yang sadar akan perannya sebagai kholifah hal ini akan memacu adanya persaingan ketat dari segi hasil dan mutu. Dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu memadukan dan menyeimbangkan antara dzikir, fikir dan amal, Pondok Pesantren An-Nur III “Murah Banyu” hadir di tengah-tengah masyarakat dengan misi mencetak insan yang mampu mengakomodasikan daya intelektual, kreatif, professional dengan nur keimanan.

* SUASANA PONDOK PESANTREN AN-NUR 3 MURAH BANYU

Dari jalan Raya Kampung Haji terdapat jalan beraspal yang menuju ke selatan. Dari jauh sudah tampak pintu gerbang Pondok Pesantren An-Nur 3 Murah Banyu yang tinggi dan megah. Di depan gerbang jika kita menoleh ke kiri, kita akan melihat pintu gerbang Pondok Dhuafa yang bentuk dasarnya sama dengan gerbang pondok putri yang sedang dihadapi sekarang. Pintu gerbang ini dilapisi dengan dua buah pintu. Pintu pertama adalah pintu Derek yang terbuat dari stainless yang di sebelah kanannya terdapat cungkup yang direncanakan sebagai pos satpam. Di sebelah selatannya terdapat bangunan mungil yang disediakan untuk guru besar utusan dari Universitas Al Azhar Cairo Mesir, Syekh Nashir Abdul Rozak Judah Muhammad Al Mishri. Selanjutnya adalah pintu kedua berbentuk tinggi dan besar dengan teknik dorong-tarik.
Masuk terus dengan perlindungan tirai tenda, di sebelah kanan kita akan melihat taman rumah yang terdiri atas tebing buatan, air terjun, sawah mungil dan kolam lengkap dengan ikannya. Inilah dalem pengasuh Pondok Pesantren An-Nur 3 Murah Banyu Bululawang, KH Achmad Qusyairi Anwar. Di teras rumah yang sejuk dan asri inilah pengasuh menerima tamu-tamunya.
Di depan dalem terdapat kantor ma’had yang berkesan tenang berwibawa lengkap dengan segala informasi tentang pondok pesantren dan sekitarnya. Di sebelah selatan kantor terdapat BTB An-Nur (Bank Tanpa Bunga) dan kamar khusus bagi mahasiswi STIKK.
Di belakang kantor ma’had ini adalah area khusus bahasa Arab dan bahasa Inggris yang berupa deretan kamar santri yang ada enam kamar dengan tiga kamar bahasa Arab (kamar Imam Hanbali, kamar Sunan Ampel, kamar Al Adn) dan tiga kamar bahasa Inggris (kamar Sunan Giri, kamar Maulana Malik Ibrahim, kamar Sunan Derajat). Deretan kamar ini memiliki jerambah yang sangat luas yang sering berfungsi sebagai aula karena memang dirancang serba guna.
Menapaki jalan beraspal, di sebelah selatan kantor ma’had  sebelah kiri kita akan melihat pajangan empat buah mading Al Fikri wadah kreatifitas menulis, berkreasi seni dan sebagainya dengan satu buah mading khusus dengan tulisan ketik komputer (Al Fikri I / mading induk), satu buah khusus tulisan tangan (Al Fikri II), satu buah khusus mading berbahasa Inggris (Al Fikri III), dan satu buah mading khusus berbahasa Arab (Al Fikri IV) dengan pencetusnya adalah guru besar utusan Universitas Al Azhar yang pertama, Syekh Sholah Muhammad Yusuf As Showi Al Mishri.
Di sebelah selatannya lagi kita berada di depan Supermarket An-Nur III “Murah Banyu” yang bilengkapi dengan seluruh kebutuhan santri yang meliputi peralatan alat tulis-menulis, berbagai kitab kuning, buku-buku ilmiah, assesoris, makanan ringan, minuman dingin, alat-alat mandi (toilet), pakaian maupun seragam, palen, dan sebagainya. Di depan supermarket ini terdapat Warung Telekomunikasi (wartel) Aremanita yang didesain unik tanpa ruang KBU yang semakin menambah kenyamanan konsumen berbicara lewat telephon dengan memandang keindahan taman sekitarnya.
Dari supermarket ada jalan setapak berpaving menuju ke timur yang akan sampai di dua buah ruang keterampilan dan sebelah timurnya lagi kita akan masuk ke kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kitab Kuning (STIKK) An-Nur III, kantor mading Al Fikri, kantor bulletin TOmBo ATi An-Nur dan gedung Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) An-Nur.
Bertolak terus ke barat kembali ke wartel, di sebelah barat wartel terdapat sebuah taman yang asri, taman istirahat santri. Berjalan terus ke arah barat sebelah kiri adalah ‘Woman Guest’ ruang tamu putri, berlanjut ke tiga kamar mandi yang sering disebut dengan ‘jeding tiga’, dan sebelah baratnya lagi adalah kamar mandi santri yang luas yang dinamakan dengan sebutan ‘Jeding Selatan’. Lurus dengan jalan tadi akan kita dapati kamar Al Kautsar (kamar khusus ustadzah) dilanjutkan dengan Calligraph Room sebuah ruang khusus bagi santri berkreasi seputar kaligrafi, dan di baratnya adalah aula Daarud Dakwah, tempat santri memperdalam kemahirannya berpidato. Samping kanan kamar Al Kautsar terdapat deretan kamar dengan urutan kamar Imam Hanafi, kamar Sunan Bonang, kamar Saddam Husein, kamar Sunan Kudus, kamar Al Firdaus, kamar Sunan Muria, kamar Sunan Kali Jogo. Dari deretan kamar ini dilanjutkan dengan sebuah bangunan besar berbentuk leter L. Di bangunan inilah tempat para santri melaksanakan sholat berjamaah yang selebihnya gedung ini sekarang menjadi aula serba guna yang biasa dipergunakan sebagai pertemuan wali santri, pembekalan manasik haji dari Kelompok Bimbingan Manasik Haji (KBIH) An-Nur Zam-zam, tempat malam tirakatan pada malam 21 Ramadhan, peringatan hari-hari besar Islam, dan sebagainya. Di sebelah utara gedung ini disediakan kamar mandi luas yang membujur ke utara.


© Copyright 2019 Suara9

Form WhatsApp

This order requires the WhatsApp application.

Order now